Aku melihat sekeliling. Gelap. Sunyi. Bahkan, aku tidak mendengar suara jangkrik, sedikitpun. Aku berjalan, keluar dari kamar. Terdengar suara berderit dari pintu yang kubuka. Aku melangkahkan kaki. Berjalan perlahan kebawah.
Suara piring jatuh. Aku terlonjak kaget. Aku mengambil vas bunga di dekatku. Berjaga akan suatu hal yang menyeramkan. Tidak! Bukan hantu! Bahkan, dari kecil pun aku tidak pernah percaya hantu. Yang aku takutkan adalah, pencuri. Masuk akal bukan? Pencuri di malam hari?
Aku berjalan perlahan menuju dapur. Bodoh bukan? Seharunya aku membangunkan orang tuaku. Tapi, aku ingin mandiri.
Aku melihat bayangan hitam di dapur. Nah! Sudah kuduga! Pasti itu pencuri. Aku melempar vas bunga di tanganku ke arah kepala si pencuri sialan itu. Sasaranku kena! Tapi, ralat! Vas bunga itu memang tepat di arah kepala. Tapi, vas bunga itu… Nembus! Vas bunga itu menembus kepalanya!
Astaga! Aku tidak pernah membayangkan! Di depanku sekarang adalah sesosok hantu! Aku segera bersembunyi. Menghindari sosok itu. Tapi terlambat. Sosok itu menoleh. Dia sudah melihatku. Dia berjalan mendekatiku. Mulutku komat kamit membaca doa.
Aku memejamkan mata. Saat aku membukanya, dia sudah tepat di depanku. Mukanya hancur, matanya tidak ada, mulutnya sobek sampai telinga. Aku kira dia laki-laki, ternyata dia perempuan. Rambutnya awut-awutan. Perlahan tangannya terangkat. Dia mengarahkannya kepadaku. Sekejap, tangannya yang hitam berdarah sudah berada di leherku. Aku meronta, berteriak sekuat mungkin. Namun, itu tidak berhasil. Tenaganya terlalu kuat.
Kuku kukunya yang tajam dan panjang menusuk kulitku. Aku merasa sakit, yang amat sakit. Lebih sakit dari pada saat aku jatuh dari motor dulu. Perlahan, leherku terlepas dari tempatnya. Aku susah bernafas, terasa sesak. Aku melihat kearah wanita sialan itu. Dia tersenyum, namun tak membuatnya cantik. Itu malah menambah kesan seram padanya.
Buk!
Aku terbangun. Segera kuperiksa leherku. Huh! Cuma mimpi. Atau lebih tepatnya, mimpi di dalam mimpi. Aku berusaha tidur lagi. Tapi, suara piring jatuh terdengar. Persis seperti di dalam mimpi. Aku terkejut. Aku sering mendengar, bahwa mimpi bisa jadi kenyataan. Aku melangkah ke pintu untuk menguncinya. Tapi, suara itu menuntunku untuk keluar.
Aku pasrah, mengambil vas bunga di dekatku berjaga akan suatu hal yang menyeramkan. Tidak! Bukan hantu! Aku masih tidak percaya hantu walau mimpi itu memberi tahuku! Yang aku takutkan adalah, pencuri. Masuk akal bukan? Pencuri di malam hari?
Aku berjalan perlahan menuju dapur. Bodoh bukan? Seharusnya aku membangunkan orang tuaku. Tapi, aku ingin mandiri.
Dan, sesuatu membuatku berhenti. Aku melihat bayangan hitam di dapur. Persisi seperti dimimpi. Tanganku terangkat perlahan. Ingin melempar vas bunga. Namun, sebelum dilempar, dia…
SUDAH MENENGOK KEARAHKU!!!